SUARA ANAK PERTANIAN


ShoutMix chat widget

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 21 Februari 2012

Kondisi Pertanian Indonesia saat ini Berdasarkan Pandangan Mahasiswa Pertanian Indonesia



Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.

Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.
Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: 
(a) skala kecil, 
(b) modal yang terbatas, 
(c) penggunaan teknologi yang masih sederhana, 
(d) sangat dipengaruhi oleh musim, 
(e) wilayah pasarnya lokal, 
(f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), 
(g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, 
(h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani. 

Selain itu, masih ditambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Ketiga tantangan tersebut menjadi sebuah kerja keras bagi kita semua apabila menginginkan pertanian kita dapat menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. Di bawah ini terdapat beberapa rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan hasil dari pemikiran mahasiswa-mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) terkait strategi pembangunan pertanian di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
  1. Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta menuntut pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah lingkungan.
  2. Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya dilindungi oleh undang-undang. 
  3. Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.
  4. Indonesia harus mampu keluar dari WTO dan segala bentuk perdagangan bebas dunia pada tahun 2014.
  5. Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.
  6. Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
  7. Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.
  8. Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.
  9. Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.
  10. Mewujudkan segera reforma agraria.
  11. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh media massa yang ada.
  12. Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill, entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-negara dimana sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi pertanian, pengembangan program studi bidang pertanian yang mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian serta melahirkan generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah, professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian Indonesia, seperti olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak, agriyouth camp, dan lain-lain.
  13. Membrantas mafia-mafia pertanian. 
  14. Melibatkan mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing mahasiswa dalam kewirausahaan serta dana pendampingan untuk program–program kemahasiswaan.
Banyak hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa yang akan datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utama yang menjadi prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal itu tidak boleh hanya menguntungkan satu golongan saja namun diarahkan untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional. Pembangunan adalah penciptaan sistem dan tata nilai yang lebih baik hingga terjadi keadilan dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Pembangunan pertanian harus mengantisipasi tantangan demokratisasi dan globalisasi untuk dapat menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan. Dimana Sistem tersebut harus dapat berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralistik. @diperoleh dari berbagai sumber).
Kriteria Menteri Pertanian Indonesia
  1. Berlatar belakang pendidikan pertanian serta menguasai ilmu pertanian terapan dan teknis.
  2. Berani turun secara langsung kelapangan melihat kondisi permasalahan pertanian di Indonesia.
  3. Mampu menjadikan pertanian sebagai leading sector perekonomian bangsa.
  4. Bersedia berkomunikasi dan bekerjasama serta mengikutsertakan petani, mahasiswa, institusi, dan instansi pertanian dalam pengambilan kebijakan.
  5. Membuat dan mampu mengawal kebijakan-kebijakan yang berpihak pada upaya pembangunan pertanian dan kepentingan petani.
  6. Berpengalaman dan berdedikasi di bidang pertanian.
  7. Memiliki track record yang baik (tidak pernah terlibat kasus hukum).
  8. Loyal terhadap pemerintah dan NKRI.
  9. Mewujudkan program wilayah bebas korupsi (wbk) di Departemen Pertanian.
  10. Berani bertindak cepat dan tepat dalam mengambil keputusan untuk kemajuan pertanian Indonesia.
  11. Mampu mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia pada tahun 2014.
  12. Berani membuat program peningkatan kesejahteraan untuk petani.
  13. Berani membuat kebijakan bersama dengan Departemen Pendidikan Nasional agar dunia pendidikan pertanian lebih diperhatikan dan maju.
DEKLARASI BANTEN
Setelah mendengar, melihat, merasakan dan memperhatikan secara seksama mengenai permasalahan, perkembangan dan pembangunan pertanian di Indonesia serta kaitannya dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat tani dan kesejahteraannya yang dapat dikatakan belum maksimal.
Maka dengan ini, kami dari mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung dalam ISMPI (Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia), FKK HIMAGRI (Forum Komunikasi dan Kerjasama Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia), HMPTI (Himpunan Mahasiswa Perlindungan Tanaman Indonesia), POPMASEPI (Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia), FOKUS HIMITI (Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Tanah Indonesia), IMTPI (Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian Indonesia) dan IMATETANI (Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia), dengan ini menyatakan bahwa :
Membentuk suatu forum yang bernama FKMPI (Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia) sebagai wadah komunikasi dan perjuangan mahasiswa pertanian Indonesia untuk berkontribusi mencapai pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju lagi demi terwujudnya Indonesia yang lebih sejahtera

Sumber:
BPP ISMPI
http://paskomnas.com/id/berita/Kondisi-Pertanian-Indonesia-saat-ini-Berdasarkan-Pandangan-Mahasiswa-Pertanian-Indonesia.php

Jumat, 07 Oktober 2011

KONFERENSI PERTANIAN INDONESIA 2011


PRESS RELEASE KONFERENSI PERTANIAN INDONESIA 2011
BOGOR, 1-2 OKTOBER 2011

Konferensi Pertanian Indonesia diadakan pada 1-2 Oktober 2011 di gedung Auditorium Sumardi Sastrakusumah, Fakultas  Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian bogor. Mengambil tema Bergerak Sinergi sebagai Tanggung Jawab Bersama dalam Memajukan Pertanian Indonesia, konferensi ini bertujuan untuk mencari solusi dari berbagai masalah pertanian di Indonesia dari pihak mahasiswa dan stake holder pertanian. Hari pertama konferensi dihadiri oleh mahasiswa dari beberapa daerah di Indonesia yang memiliki fakultas pertanian, perikanan, kehutanan, dan peternakan. Peserta yang hadir berjumlah 56 orang dari 11 universitas, yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas Jember, Universitas Siliwangi, Universitas Pembangunan Negara Veteran Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Soedirman, Universitas Padjajaran, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Lampung dan Universitas Islam Riau.
Acara berlangsung mulai pukul 08.00–15.45 WIB. Acara dibuka pada tgl 1 Oktober 2011 dengan penampilan Pencak Silat Riau. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari ketua panitia konferensi pertanian Indonesia, Adhiaksa Noegraha dan ketua BEM KM IPB, M. Reza Pahlevi sekaligus membuka acara konferensi secara resmi. Acara kemudian diarahkan ke sesi diskusi sesuai bidang masing-masing di ruangan terpisah.  Bidang pertanian dan kehutanan di ruang P23 dan ruang P24 untuk bidang perikanan dan peternakan.
Diskusi di bidang pertanian dan kehutanan dipimpin seorang moderator yaitu Arif Rafi Wibowo (Ketua BEM Fakultas Pertanian IPB), sedangkan di bidang perikanan dan peternakan dipimpin oleh Lutfi Briliant Wanda (Ketua BEM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB). Dari masing-masing bidang merumuskan solusi dari topik kajian yang ada. Topik kajian terbagi atas lima bahasan, yaitu:
1.    Peran dunia pendidikan terhadap kemajuan pertanian Indonesia
2.    Kontribusi lulusan pertanian dalam membangun pertanian Indonesia
3.    Optimalisasi SDM pertanian guna mendukung pembangunan pertanian Indonesia yang berkelanjutan
4.    Kebijakan penanganan langsung terhadap permasalahan pertanian dan kesejahteraan petani
5.    Pergerakan mahasiswa pertanian, perikanan, kehutanan, dan peternakan Indonesia.
Hasil dari diskusi setiap bidang kemudian dirumuskan bersama-sama di Auditoriom Sumardi Sastrakusumah untuk diambil kesimpulan dan poin-poin penting yang akan disampaikan kepada stake holder pertanian pada kegiatan hari ke-2.
Adapun hasil dari diskusi Mahasiswa pada hari pertama konferensi pertanian Indonesia antara lain:
1.    Peran Dunia Pendidikan terhadap Kemajuan Pertanian Indonesia
a.    Adanya wahana yang dapat menggabungkan riset akademisi dan pelaksanaan teknis (masyarakat, pemerintah, dan mahasiswa)
b.    Pembekalan kepada lulusan pertanian untuk dunia pasca kampus
c.    Institusi menjamin dan mendorong lulusannya bergerak di bidang keahlian masing-masing
d.    Kerjasama kewirausahaan dalam bidang pertanian

2.    Kontribusi Lulusan Pertanian untuk Membangun Pertanian Indonesia
a.    Mengoptimalkan peran himpunan alumni Pertanian untuk berkontribusi di dunia Pertanian
b.    Perlunya dukungan stakeholder dalam bidang pertanian
c.    Lulusan wajib bergerak membangun pertanian di daerahnya masing-masing

3.    Optimalisasi SDM Pertanian Guna Mendukung Pembangunan Pertanian Indonesia yang Berkelanjutan
a.    Pemerataan SDM potensial  ke seluruh wilayah Indonesia
b.    Optimalisasi penyuluh dalam bidang pertanian, kehutanan, peternakan, dan perikanan

4.    Kebijakan Penanganan Langsung terhadap Permasalahan Pertanian dan Kesejahteraan Petani
a.    Adanya kebijakan hukum yang jelas tentang kepemilikan modal asing di bidang pertanian
b.    Perlindungan pemerintah terhadap petani
c.    Penguatan kelembagaan pertanian untuk meningkatkan posisi tawar, mempermudah akses permodalan petani, dan percepatan pembangunan pertanian


5.    Pergerakan Mahasiswa Pertanian, Perikanan, Kehutanan, dan Peternakan Indonesia
a.    Melaksanakan program kemitraan dengan Desa di setiap universitas sebagai langkah nyata dalam upaya membangun masyarakat lokal
b.    Meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa dalam menyampaikan opini dan gagasan melalui media massa
c.    Melakukan inovasi teknologi dalam kampus yang dicontohkan langsung kepada petani
d.    Sinergisasi bidang pertanian perikanan, peternakan, dan kehutanan serta bidang lain yang terkait dalam memajukan Pertanian Indonesia
Hari kedua Konferensi Pertanian Indonesia pada 2 Oktober 2011, dihadiri oleh peserta yang terdiri dari mahasiswa, pengusaha, pemerintah, LSM, Media massa dan petani. Peserta yang hadir berjumlah 85 orang mahasiswa IPB serta delegasi dari 10 universitas di Indonesia, yaitu Universitas Jember, Universitas Siliwangi, Universitas Pembangunan Negara Veteran Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Soedirman, Universitas Padjajaran, Universitas Lampung dan Universitas Islam Riau. Hadir pula beberapa instansi, yaitu KOMISI IV DPR RI, IIBF, Agrina, Perhutani, Ditjen Tanaman Pangan, BPSDM KKP, Balitbang Pertanian, DPN APTRI, P2SDM IPB, BP4K, NASTARI, Koramil dan Kodim Bogor, LPPM IPB, ISMAPETI,  PPNSI, HKTI, Kampuskandaglu, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, POSDAYA IPB , Petani lingkar Kampus serta beberapa instanti pertanian lainnya .
Acara dimulai pukul 08.30 WIB, dengan sambutan dari ketua panitia Konferensi Pertanian Indonesia, Adhiaksa Noegraha, dan Bapak Bambang Riyanto, S.Pi, M.Si (Kepala Sub Direktorat Badan Minat Bakat dan Penalaran  IPB). Sebelum acara inti yaitu diskusi panel di mulai, Tari Piring dari Organisasi Mahasiswa Daerah Minang IPB menyambut para Tamu undangan yang hadir. Acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang merupakan wadah penyampaian hasil diskusi yang telah dilakukan pada hari pertama oleh mahasiswa kepada stake holder. Diskusi panel dibagi menjadi 3 sesi. Sesi pertama dimulai pukul 09.15-11.15 WIB yang membahas tentang Optimalisasi Kontribusi SDM Pertanian Untuk Meningkatkan Pertanian yang Berkelanjutan. Pada sesi pertama ini dipimpin oleh Bapak Dadan Mulyana S. Hut, M. Si (Dosen Fakultas Kehutanan IPB). Pada topic ini sepakat dari berbagai pihak, seperti Bapak Nana Sukmana dari BP4K, Bapak Yul H. Bahar perwakilan Ditjen Hortikultur, Bapak Murrsyid Ma’sum perwakilan dari Ditjen Peternakan dan Perikanan, Bapak Robert H. Sinaga dari Ditjen Perkebunan, Bapak Moch. Nurhudah dari BPSDM KKP, Bapak Warcito dari P2SDM LPPM IPB, serta perwakilan Mahasiswa bahwa SDM Pertanian adalah modal pengembangan Pertanian Indonesia, SDM pertanian harus memiliki satu pemikran yang sama yaitu untuk memajukan Pertanian Indonesia. Bapak Yul H. Bahar menyatakan bahwa saat ini masih sulit menemukan Sarjana Pertanian (arti luas) yag siap “pakai”, yang dapat memadukan serta memanfaatkan SDA yang ada untuk peningkatan kualitas serta kuantitas hasil pertanian tersebut. Bapak Nana mengatakan bahwa jumlah penyuluh pertanian masih terhitung sedikit dibandingkan luasan pertanian Indonesia. Bapak Warcito menambahkan bahwa di bidang pendidikan pun sudah mendorong mahasiswa untuk banyak turun ke desa melaui beberapa program pengembangan SDM pertanian, seperti Bina Desa mauoun Posdaya.
Sesi kedua membahas Kebijakan Terhadap Permasalahan dan Kesejahteraan Petani yang dimoderatori oleh Bapak Feryanto W. Karokaro, S.P, M. Si (Dosen Agribisnis IPB) dimulai pukul 11.25-13.00 WIB.
Sesi ketiga dimulai pada pukul 14.00-15.45 WIB yang dipandu oleh Bapak Iyep Mulyana S. Pt (Dosen Fakultas Peternakan IPB) yang mengangkat tema diskusi Tantangan Pertanian Indonesia dalam Menghadapi Perdagangan Bebas AFTA). Pada topic ini Bapak Ketua Komisi 4 DPR RI, Bapak M. Romahurmuziy mengatakan bahwa Indonesia sudah siap menghadapi tantangan perdagangan bebas asalkan kita sebagai masyarakat Indoesia cinta akan produk Indonesia. Hal ini di dukung kuat oleh Presiden IIBF, Bapak Heppy Trenggono yang menyatakan bahwa barang-barang hasil prdokusi Indonesia sebenarnya lebih berkualitas dan memiliki nilai mutu yang lebih baik dari pada barang buatan luar negeri. Untuk itu Bapak Heppy menggalakan dan mengajak masyarakat Indonesia untuk membeli Indonesia agar kita bisa bangkit dan siap menghadapi tantangan perdagangan bebas.
Dari ketiga tema tersebut dihasilkan suatu akumulasi solusi dan rangkuman yang telah disepakati bersama seluruh steak holder pertanian Indonesia bentuk termasuk Mahasiswa. Kemudian sebagai bentuk nyata, dilakukan penandatanganan suatu komitmen bersama antara mahasiswa dan stake holder pertanian (dalam arti luas)  dari perwakilan instansi dan universitas yang hadir. Dukungan serta tanggapan yang baik sangat diberikan oleh seluruh perwakilan dari Instansi Pertanian (arti luas) yang hadir pada kegiatan ini. Follow up dari hasil Konferensi ini akan di usahakan oleh setiap steak holder pertanian yang hadir termasuk Mahasiswa Pertanian (arti luas) Indonesia.  Bapak Ketua Komisi 4 DPR RI mengharapkan hasil dari Konferensi Pertanian ini bias sampai kepada Komisi 4 dan akan disampaikan untuk di buat rencna aplikasi yang baik yang dapat mendukung kesejahteraan petani dan kemajuan Pertanian Indonesia. Dokumentasi para peserta, panitia konferensi bersama stake holder menutup rangkaian acara Konferensi Pertanian Indonesia 2011 pada pukul 16.10 WIB.
Adapun hasil kesepakatan dari Konferensi Pertanian Indonesia 2011:


HASIL KONFERENSI PERTANIAN INDONESIA 2011

Tema : Mengoptimalkan Kontribusi SDM Pertanian untuk Meningkatkan Pertanian yang    Berkelanjutan.
1.        Adanya promosi dan kampanye berskala besar dan gencar tentang produk pertanian (dalam arti luas) guna meningkatkan daya jual produk pertanian.
2.        Pengembangan teknologi tepat guna dan pengembangan SDM yang terpadu dan berkelanjutan agar dapat memaksimalkan sumber daya alam dengan baik.
3.        Pembangunan pertanian yang berbasis lingkungan dan kearifan local.
4.        Perlu adanya program Sarjana Menbangun Desa (SMD) yang dapat membantu membangun desa serta dapat membantu sebagai tenaga penyuluh pertanian.
5.        Menggalakkan sekolah khusus pertanian setingkat SMA/SMK.
6.        Adanya bentuk kerja sama yang konkrit antara mahasiswa dan para stake holder pertanian untuk menindaklanjuti kegiatan penelitian dan pengembangan masyarakat yang unik yang dilakukan mahasiswa.
7.        Kerja sama akademisi, pengusaha, pemerintah dan masyarakat yang baik untuk membangun pertanian yang lebih baik lagi.
  Tema: Kebijakan Terhadap Permasalahan dan Kesejahteraan Petani
1.      Pertanian merupakan hak dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyat dan sebagai identitas suatu bangsa sehingga perlu adanya perhatian khusus dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
2.      Kepastian data diperlukan untuk menunjang kebijakan yang akan diterapkan, baik kebijakan impor maupun untuk para petani.
3.      Koordinasi yang kuat dan kontinu antarkementerian di Indonesia dalam merumuskan suatu kebijakan dan penerapan kebijakan tersebut.
4.      Pengambilan kebijakan satu atap.
5.      Perlu adanya suatu targetan yang ditunjang dengan program yang mendukung.
6.      Adanya bentuk dukungan dan penghargaan kepada petani untuk memotivasi kinerja dalam membangun Pertanian Indonesia.
7.      Memperkuat sistem keamanan dan hukum di bidang pertanian secara luas.
8.      Mengembangkan varietas produk lokal.
9.      Diperlukan adanya pelatihan yang kontinu kepada para petani oleh dinas yang terkait.
10.  Peningkatan kualitas dan kuantitas para penyuluh.
11.  Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menunjang Pertanian Indonesia.
12.  Adanya kebijakan mengenai ketepatan penggunaan lahan pertanian untuk mengurangi alih fungsi lahan.

Tema: Tantangan Pertanian Indonesia dalam Menghadapi Perdagangan Bebas AFTA
1.      Mengefisienkan produk pertanian dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas.
2.      Mempermudah akses petani secara finansial, inputan (benih, sarana produksi, sarana infrstruktur), dan subsidi perdagangan sebagai langkah awal menuju perdagangan bebas AFTA.
3.      Perlu dukungan dari pemerintah berupa peningkatan anggaran pertanian.
4.      Memanfaatkan potensi pasar dalam negeri dan internasional dengan meningkatkan daya saing melalui preferensi dari konsumen.
5.      Meningkatkan rasa nasionalisme dengan menggalakan cinta produk Pertanian dalam negeri.
6.      Sinergisasi bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan serta bidang lain yang terkait dalam memajukan Pertanian Indonesia

Peserta acara Konferensi Pertanian


1. Mursyid Ma’sum                             Ditjen Peternakan
2. Robert H. Sinaga                             Ditjen Perkebunan
3. Bambang M.                                    Korem 0615
4. Kapten Arm. Khudhori                    Kodim 0621 Bogor
5. Dondi Arofah Anshor, S.P               BP4K Kab. Bogor
6. Kapten inf. Lalu Saefullah, S Si        Kodim 0621 Bogor
7. Kapten inf. Edi Suhono                    Kodim 0621 Bogor
8. Aan Surya                                       Dinas Kehutanan dan Perkebunan
9. Dr. Ir. Yul H. Bahar                        Dirjen Hortikultura
10. Syaiful Anwar, ST                         PPNSI
11. Dadan  Mulyana                            Fakultas Kehutanan IPB
12. Sudarsono                                     Petani
13. Yudi Hermawan                            Posdaya IPB Bogor
14. Syatrya Utama                              Tabloid Sinar Tani
15. Rubiyo                                          Badan Litbang Pertanian
16. Deni Listyantoro                            DJPT KKP
17. Wahono                                        LSM  Nastari
18. Nana Sukmana                              BP4K
19. Warcito                                         P2SDM LPPM IPB
20. Teguh Handoko                             BP4K
21. Ernan R.                                        Fakultas Pertanian
22. Bambang Rahardianto                    Ditjen Tanaman Pangan
23. Hilman F.                                       Perhutani
24. Moch.  Nurhudah                           BPSDM KKP
25. Body Sumitro                                 BPSDM KKP
26. Sri Teery S                                     Litbag Pertanian
27. Soemitro Samakoen                       DPN APTR I
28. Iam Diaham                                   Disnaktan Kab. Bogor
29. Rachman Hadi M.                          Humas IPB
30. Feryanto W. Karo-Karo                IPB
31. Rachmat Pambudy                         HKTI
32. Kasan                                           
33. Iyep Komala                                  IPB
34. Kapten inf. Tata S.                         Kodim 0621 Bogor
35. Ahmad Fariz Viali                          IPB
36. Lilis Sucahyo                                 IPB
37. Aswandi Aria                                 IIBF
38. Heppy Trenggono                          IIBF
39. Sweet Luvianto                              IIBF
40. Moch. Slamet                                IIBF
41. Saffwan Aji                                    IBF
42. Subhan                                          IIBF
43. Nur Suroso                                    IIBF
44. Muklis Syofian                               IIBF
45. Ary Santoso                                   IPB
46. RAtih Komala Dewi                       IPB
47. Siti Nurjannah                                IPB
48. Rafli                                               IPB
49. Muhamad Reza Pahlevi                  IPB
50. Eki                                                Petani
51. Yudi                                              Petani
52. Dadang                                          Petani
53. Saefudin                                        Petani
54. Budi                                              Petani
55. Suhada                                          Petani
56. Dean Apriana ramadhan                IPB
57. Acep Usman                                 IPB
58. Kunedi                                          IPB
59. Sandi Octa Susila                          IPB
60. Abi Ardhillah                                 IPB
61. Shela Astari                                  UPN Veteran Yogyakarta
62. Imron Manisti yanto                       UPN Veteran Yogyakarta
63. Moh. Yogi HR                              UPN veteran Yogykarta
64. Sholihin Nafur                                IPB
65. Anggil Sendi Eriza                          IPB
66. Gagat Surya A.N.                          Univ. Lampung
67. Ahmad Teddy                               Univ. Lampung
68. Eka Prasetya                                 Univ. Siliwangi
69. Nana Koswana                             Univ. Siliwangi
70. Eko Purwohadi                              Univ. Jember
71. Imam Taufik                                  Univ. Jember
72. Muh. Bahrun                                 IPB
73. Perwira                                         Univ. Islam Riau
74. Edi Gunawan                                 Univ. Islam Riau
75. Fatokah                                         Uin Suska Riau
76. Irvan Swandi                                 Uin Suska Riau
77. Andiyono                                       IPB
78. Iput Pradito                                    IPB
79. Helen K. Ardani                             IPB
80. Vina Fauziah                                  IPB
81. Nurul Huda                                    IPB
82. Didin                                              IPB
83. Fikria Ulfah                                    IPB
84. Prasetyo Z                                      IPB
85. Faruq                                             Unpad
86. Lukmawan T.                                 Unpad
87. Andhika H.                                    Unpad
88. Hendrik Purnama                           Unpad
89. Soni Sasono                                   Unpad
90. Andre M. N                                    IPB
91. Daniel Ake Teje                             Untirta
92. Novia Aditia H.                              Untirta
93. Arif Agung M.                                UMM
94. M.A. Dzaki Al- Fala                      UMM
95. Agung Setyawan                            UMM
96. Chesthariani Ayu T.                        UPN Veteran Yogyakarta
97. Juhardi                                           IPB
98. Afwan Syaugy                                IPB
99. Veronika S.A.L                              IPB
100. Lovedrian Ariston                         IPB
101. Dea Fauzia Lestari                        IPB
102. Arif Ravi Wibowo                        IPB
103. Heru Nugraha                              IPB
104. Whan Ahmad S.                          IPB
105. Luthfi Brilian Wanda                     IPB
106. Hatmoko Hari                              IPB
107. Karera A.                                    IPB
108. Rowidah                                      IPB
109. Erriza Aditra                                IPB
110. Titi Nur Chayati                           IPB
111. Yeyen Hardayani                         IPB
112. Siti Soraya                                   IPB
113. Arlin Nissa Farhani                      IPB                 
114. Ratih Komala Dewi                     IPB
115. Khusnu Khotimah                        IPB     

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More